The Leopard 2 A6
Leopard 2A6, German Bundeswehr, saat manuver
Leopard 2A6 mempunyai sebuah meriam L55 yang lebih panjang, sebuah mesin pelengkap, proteksi ranjau yang ditingkatkan dan sebuah sistem AC (pengatur suhu udara) AD Jerman mengupgrade 225 2A5 menjadi konfigurasi 2A6 yang dikirim pertama kali pada Maret 2001. AD Belanda juga memesan upgrade 180 tank 2A5 menjadi 2A6, yang tank pertamanya mulai beroperasi pada Februari 2003.
Pada Maret 2003, AD Yunani memesan 170 Leopard HEL (sebuah versi dari 2A6EX) untuk dikirim antara 2006 dan 2009.
Leopard 2E, milik AD Spanyol, memperlihatkan lapis baja ekstra di depan hull dan meriam L55 120mm baru
Spanyol memesan 219 Leopard 2E (sebuah versi dari Leopard 2A6 dengan proteksi lapis baja yang lebih besar) dan 16 kendaraan recovery Leopard 2ER, dan empat kendaraan trainer pengemudi Leopard 2. 30 pertama dibuat oleh Krauss-Maffei Wegmann GmbH dan sisanya akan dibuat dibawah lisensi di Spanyol oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS). Pengiriman batch pertama dimulai pada 2004 dan akan selesai pada 2008.
Leopard 2E, memperlihatkan penambahan panjang laras penuh 130 cm dari meriam L55 120mm baru
Versi Spanyol mempunyai beberapa perubahan dari model A6 dasar, di samping lebih bayak lapis baja, termasuk sistem Indra/KAE LINCE C2, Indra 2nd gen TI untuk penembak dan Komandan, teleskop pasif Indra 3rd gen baru untuk pengemudi dan Spanish PR4GE (dibuat dibawah lisensi radio hopping frekuensi digital 2ng gen PR4G) dengan modem data untuk transmisi data aman nirkabel.
Daya Tembak
Leopard 2E milik AD Spanyol-menembakkan meriam L55 120mm baru
Sebuah meriam smooth bore, meriam L55 120mm, dikembangkan oleh Rheinmetall GmbH di Ratingen, Jerman untuk menggantikan meriam smoothbore L44 120mm milik Leopard yang lebih pendek.
Laras meriam L44 120mm mempunyai panjang 530cm dan berat 1.190kg. Berat meriam keseluruhan 3.780kg. Sebagai perbandingan, laras meriam L55 120mm mempunyai panjang 660cm dan berat 1.374 kg. Berat keseluruhannya 4.160kg. Pertambahan banjang L44 ke L55 adalah 130cm, menghasilkan porsi yang lebih besar dari energi yang tersedia untuk dikonversikan ke kecepatan proyektil yang ditembakkan.
Sebuah karakteristik penting dari meriam L55 adalah kompabilitasnya dengan sistem senjata Leopard 2, yang berarti bahwa meriam ini terintegrasi tanpa alterasi substansial. Geometri eksternal dari meriam ini didesain untuk meminimalkan fenomena pelengkungan statis, untuk menghasilkan lekukan konstan optimal. Dari daktor ini, bentuk laras yang dipilih untuk L55 memainkan peran kritis. Hal ini merupakan prasyarat untuk sistem yang mempunyai probabilitas “first-shot hit” yang tinggi. L55 dapat menembakkan proyektil 120mm standar apapun.
Khusus ketika menggunakan proyektil DM 53 KE, L55 mampu meningkatkan performa 30% jika dibandingkan dengan sistem konvensional. Sebagai contoh, ketika ditembakkan laras yang lebih panjang, DM 53 (LKE II) KE dapat mencapai kecepatan 1.750m/detik.
Meriam smoothbore L55, yang dilengkapi dengan selongsong termal, ekstraktor asap dan sistem referensi mocong meriam, kompatible dengan amunisi 120mm yang ada saat ini dan amunisi penetrasi tinggi baru.
Amunisi energi kinetik yang sudah dikembangkan dikenal sebagai LKE II dikembangkan sebagai hasil dari Tactical Requirement di November 1987, dan menggunakan meriam dengan laras yang lebih panjang. Efek proyektil energi kinetik pada target musuh tergantung pada 1) panjang penetrator, masa proyektil dan kecepatan saat tabrakan dan 2) interaksi antara proyektil dengan target. Bahan proyektilmerupakan serbuk tungsten berat di dalam sebuah struktur monoblok. Amunisi energi kinetik yang sudah dikembangkan mempunyai energi moncong dan gaya hentakan yang lebih besar.
Amunisi terbaru yang dikembangkan Rheinmetall untuk Leopard 2 termasuk peluru DM 43 A1 120mm KE, DM 53 120mm LKE dan 120 MP.
Efektifitas letalitas Leopard 2A6 terutama dikarenakan karena pengembangan sistem meriam oleh Rheinmetall. Berdasarkan kebutuhan militer untuk daya tembak yang lebih besar, Rheinmetall W & M selanjutnya meningkatkan performa meriam ini dan amunisi-KE. Penambahan 130 cm dan beberapa modifikasi lain dari meriam sebelumnya (ruang pada laras mampu mendukung tekanan yang lebih tinggi dari bahan bakar peluru baru) menghasilkan kecepatan peluru yang lebih tinggi dan meningkatkan performa KE. Perkiraan energi kinetik moncong, ketika menembakkan APFSDS DM 53 (LKE II), sekitar 18-20 megajoule (MJ). Meriam L55 120mm kompatibel dengan tipe-MBT modern, termasuk yang beroperasi untuk NATO, dan meriam ini juga dapat diganti dengan meriam lama.
Meriam hiper-velocity L55 120mm
Peningkatan performa lanjut dari Leopard 2A6 dihasilkan dari pengenalan peluru penetrator tangkai panjang tungsten DM 53 (LKE II). Peluru ini mempunyai kemampuan penetrasi yang lebih tinggi dari pada peluru KE yang ada sebelumnya dan menjadi contoh bagi pengembangan perlengkapan saat ini atau masa datang. Perkiraan kemampuan penetrasi peluru penetrator tangkai panjang tungsten DM 53 (LKE II) yang ditembakkan dari meriam L55 120mm adalah 750mm pada jarak 2.000m.
Proteksi
Leopard 2A, walaupun dilakukan penambahan berat dari kelas militer 60 ton menjadi 70 ton, MBT ini tetap mempertahankan manuverabilitasnya. Gambar di atas menunjukkan kemampuan Leopard 2 untuk menyeberangi sungai kecil.
Leopard 2A6 dilindungi dengan lapis baja komposit generasi ketiga, dengan penambahan penguatan di bagian depan dan samping turret dengan modul lapis baja add-on terpasang secara eksternal. Jika penetrasi peluru menembus lapis baja, sebuah “spall liner” mengurangi jumlah fragmen dan fragmen kerucut tajam. “Spall liner” juga mampu menjadu insulasi kebisingan dan termal. Penguatan pada lapis baja menghasilkan perlindungan dari serangan berlapis, peluru energi kinetik dan “shaped charges”.
Leopard 2A4-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (Akhir 1990an):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 590-690
Glacis: 600
Hull badian bawah depan: 600
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 810-1.290
Glacis: 710
Hull badian bawah depan: 710
Leopard 2A5-A6-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (2002-2004):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 920-940
Glacis: 620
Hull badian bawah depan: 620
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 1.730-1.960
Glacis: 750
Hull badian bawah depan: 750
RHAe=Rolled Homogeneous Armor Equivalent: sebuah perbandingan ketebalan RHA dari tipe lapis baja terhadap penembusan misil/amunisi ke lapis baja.
Leopard 2A6 merupakan salah satu MBT dengan perlindungan terbaik di dunia, sama seperti M1A2 Abrams SEP milik AS
Leopard 2 di Negara Non-Jerman
Leopard 2A6M
Leopard 2A6M
Leopard 2A6M CAN: Leopard 2A6M milik Kanada, diadaptasikan untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Bersenjata Kanada. Tank ini mempunyai tambahan lapis baja di bagian depan, dan lapis baja rusuk dipasang. Leopard 2A6M adalah model seni ilmu kemiliteran yang termasuk sebuah proteksi ranjau terintegrasi, dengan penambahan lapis baja di bagian bawah hull, dan dibagian bawah perut, ditambah sebuah kompartemen awak dengan desain baru, yang meningkatkan keselamatan awak. 20 Leopard 2A6M CAN, dikirim pada Agustus 2007 yang dipinjam oleh Angkatan Bersenjata Kanada dari Jerman, untuk meningkatkan efektivitas unit Kanada yang dikirimkan ke Afganistan. Kanada juga akan membeli 100 tank Leopard 2A4, senagai hasil perjanjian pemerintahan Belanda-Kanada. Akuisisi ini akan memenuhi kebutuhan jangka panjang Angkatan Bersenjata Kanada.
Swiss Pz87: Leopard 2 Pz 87 berbeda dengan milik Jerman, memiliki perubahan di bagian belakang turret, dengan sebuah lerengan di bagian belakang kiri turret dan sebuah boks tambahan untuk jaring kamuflase di bagian belakang kanan turret. Pada bagian belakang kiri turret terdapat box yang berisi koneksi “head-set” eksternal untuk intercomm awak. Senapan mesin MG 87 7.5mm WF Bern buatan Swiss dipakai, satu dipasang secara koaksial terhadap meriam utama dan yang satunya dipasang di ruang pengisi amunisi untuk pertahanan udara. Radio AN/VCR 12 desain AS yang diproduksi dibawah lisensi, dipasang. Di bagian kanan dan kiri, di sebelah mortar asap, dua kotak tubular untuk tempat penyimpanan interim bagi laras pengganti senapan mesin jika panas. Tiga grouser disimpan di bagian kiri turret dan tujuh lainnya di sebelah kanan, sedang yang 18 disimpan di “bow”, sehingga total ada 28 grouser dapat dibawa dan digunakan di tanah yang lembek atau bersalju. Swiss memperkenalkan knalpot dengan noise reduction, yang terpasang di bagian belakang tank, untuk semua tank KPz 87. Semua KPz 87 membawa skema kamuflase standar Jerman. Siww berpartisipasi dalam program pengembangan KWS II tri-lateral, dan akan mengupgrade Pz87 menjadi Leopard 2A5.
Leopard 2A4, 41(NL) Tankbataljon, 41(NL) Lichte Brigade, Weser-Emsland, June 1993.
Leopard 2 Belanda: Leopard 2 NL berbeda dengan milik Jerman karena mempunyai sistem mortar asap yang didesain oleh Belanda dengan enam laras tiap sisinya, sebuah periskop malam pasif buatan Belanda untuk pengemudi, sebuah senapan mesin FN MAG 7.62 mm yang terpasang koaksial terhadap meriam utama dan sebuah MAG untuk pertahanan udara, dan radio Philips dengan antena bergaya AS. Pada Januari 1993, AD Belanda mengumumkan rencana untuk melepas 115 dari 445 Leopard 2 NL, yang dijual ke Austria dan untuk mengupgrade 330 sisanya menjadi Leopard 2A5. Leopard 2NL pertama yang telah diupgrade dikirim ke Belanda pada Mei 1997. Tank hasil upgrade ini memakai skema kamuflase yang sama dengan milik Jerman, tetapi mempertahankan radio, senapan mesin FN MAG dan mortar asap buatan Belanda. AD Belanda juga telah memesan untuk mengupgrade 180 tank 2A5-nya menjadi 2A6, tank pertama mulai beroperasi pada Februari 2003.
The Leopard 2E, of the Spanish Army.
Leopard 2E: Sebuah turunan dari versi 2A6 (dengan proteksi lapis baja yang lebih besar), dikembangkan di bawah sebuah program manufakturing bersama antara Jerman dan Spanyol. Program ini berjalan dalam kerangka persetujuan pada 1995 antara Menteri Pertahanan kedua negara, yang termasuk di dalamnya peminjaman sebanyak 108 Leopard 2A4 dari Jerman ke Spanyol untuk digunakan selama 5 tahun. Akan tetapi peminjaman ini diperpanjang hingga 2016, dan setelahnya tank-tank tersebut menjadi milik Spanyol. Pada 1998, pemerintah Spanyol menyetujui kontrak pembuatan 219 Leopard 2E, 16 tank recovery (CREC) dan 4 tank trainer. Mereka memilih Santa Bárbara Sistemas sebagai kontraktor utama. Program ini, dengan dana sebesar 1.939,4 juta Euro, termasuk pengembangan support logistik terintegrasi; kursus untuk instruktor awak, montir dan pengemudi; tower; perawatan; dan simulator pembidikan dan penembakan. 30 tank Leopard 2E pertama dibuat oleh KMW dan sisanya dibuat di bawah lisensi oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS). Pengiriman batch produksi pertamanya dimulai pada 2004 dan akan selesai pada 2008.
Stridsvagn (Strv) 121: Pada 1994 dan 1995, total 160 Leopard 2A4 dari lima batch pertama, diambil dari stok Jerman untuk dikirim ke AD Swedia. Secara resmi diberi nama Stridsvagn 121, tank pertama sampai di Swedia pada Februari 1994. Tidak ada perubahan atau modifikasi yang dilakukan pada tank-tank ini.
The Stridsvagn (Strv) 122.
Stridsvagn (Strv) 122: Swedish Defense Materiel Administration (FMV) menandatangani kontrak dengan Krauss-Maffei untuk pembuatan dan pengiriman 120 Leopard 2-S yang diberinama secara resmi menjadi Stridsvagn 122 oleh AD Swedia. Kontrak ini termasuk suplai pelatihan, perawatan, suku cadang, dokumentasi, simulator dan sebuah pilihan untuk membeli 90 Strv 122 tambahan. Sementara Krauss-Maffei merupakan kontraktor utamanya, sasisnya di-subkontraktor-kan ke Hägglunds, Swedia. Wegmann, kontraktor utama untuk turret, men-subkontraktor-kan ke Bofors dan sistem kendali penembakannya dari STN Atlas Elektronik ke Celsius Tech Systems AB di Swedia. Bofors juga membuat 50 persen dari meriam utama 120mm, sementara Rheinmetall membuat sisanya.
Stridsvagn 122 adalah versi tercanggih dari Leopard 2 yang saat ini beroperasi. Bagian depan hull dan glacisnya dilengkapi dengan plat baja tambahan, dan bagian dalam tank dilindungi dengan “liner” secara penuh, untuk mengurangi efek dari tembakan proyektil dan pecahan ledakan. Untuk pengemudian malam hari, pengemudi menggunakan pembidik pasif yang juga digunakan oleh CV 90 Infantry Fighting Vehicle. Karena penambahan berat tank menjadi 62.000 kg, jika dibandingkan dengan Leopard 2A5 milik Jerman yang hanya 59.500kg, batang torsi yang lebih kuat (yang ditiru dari Panzerhaubitze 2000) dipasang dan cakram rem baru juga digunakan. Semua tangki bahan bakar mempunyai cairan peredam-ledakan spesial. Kompartemen mesinnya dilengkapi dengan pendingin untuk mengurangi deteksi dari penjejak IR, dan sensor panas juga dipasang di kompartemen mesin yang akan secara otomatis mematikan operasi kipas angin dan pemasukan udara, jika Strv 122 diserang dengan menggunakan bom napalm. Roda rantai tank ini dilengkapi dengan penghubung lapis baja.
Bagian samping dan depan turret dilengkapi dengan lapis baja tambahan yang sama dengan Leopard 2A5, tetapi pada atap turret, palka komandan dan pengisi amunisi dilapisi dengan baja. Dengan penambahan berat pada palka ini, pengoperasian dilakukan secara otomatis dengan listrik dan terbuka dengan cara bergeser, tetapi akhirnya diacuhkan karena masalah untuk membukanya jika tidak ada tenaga listrik. Sekarang palka ini dilengkapi dengan pembuka manual, sehingga tidak ada masalah jika tank dalam kondisi buruk. Periskop milik komandan mempunyai flap pelindung yang dioperasikan secara manual, yang akan menutupinya jika tidak terpakai. Komputer sistem kendali penembakan digital mengolah data hingga untuk 12 tipe amunisi berbeda, temasuk APFSDS-T, HEAT-MP-T, HEAT-GP, smoke, anti-helicopter dan amunisi untuk latihan. Tetapi hingga 2001, hanya lima tipe amunisi yang digunakan, 120mm APFSDS-T, 120mm HE-T, 25mm APFSDS-T, 25mm HE, and 120 mm TPFSDS-T. Proyektil 25mm adalah digunakan untuk sistem sisipan laras meriam dan digunakan untuk training dasar untuk penembakan jarak pendek. Amunisi Smoke, HEAT dan helikopter belum dipakai. Amunisi untuk helikopter masih dalam tahap pengembangan.
Penjejak jarak laser terintegrasi dalam EMES-15 menggunakan laser Raman-shifted. Strv 122 adalah MBT pertama di Eropa yang dilengkapi dengan sistem komando dan kendali canggih TCCS. Di bagian kiri dan kanan turret sistem proteksi tank GIAT Industries GALIX dengan mortar 80 mm dipasangkan, mampu menembakkan amunisi asap, decoy, flare dan fragmentasi. Terdapat 36 grouser (grip salju) untuk setiap 18 roda rantanya, untuk digunakan pada dataran yang becek dan salju. 18 grouser disimpan di bagian belakang turret dan 18 dibagian kiri. Stridsvagn 122 dicet dalam skema kamuflase dengan warna hijau, hijau terang dan hitam.
Leopard 2 Austria: Pada 1997, Austria membeli 115 Leopard 2 yang merupakan tank bekas pakai dari AD Belanda.
Leopard 2 Denmark: Pada Juli 1997 sebuah kontrak ditandatangani antara pemerintah Denmark dengan Krauss-Maffei untuk pengiriman 52 Leopard 2A4 dari stok Jerman. Pada 29 Juni 2000 komado AD Denmark menandatangani kontrak dengan Krauss-Maffei Weggman untuk mengupgrade 51 Leopard 2A4 menjadi Leopard 2A5 DK. Proyek ini seharga 855 juta DKr. Tank akan menjadi bagian dari Brigade Reaksi Denmark. Leopard 2A5 diharapkan beroperasi hingga 2025. Tank A5 pertama dikirim pada 24 September 2002. Konfigurasi A5 DK berdasarkan "Mannheimer-configuration" milik Jerman/Belanda dan pengembangannya mengikuti S 122 milik Swedia. Leopard 2A5 DK hasil upgrade akan setara dengan Leopard 2A Jerman/Belanda dan dapat melakukan sharing training, logistik dan teknis di antara para pengguna Leopard 2A5.
Leopard 2A5 Denmark akan mempunyai pengembangan yang lebih dari pada tank milik Jerman dan Belanda, dan akan menggunakan pengembangan yang dipakai pada Leopard 1A DK (SFOR).
Elemen kunci pengembangannya yaitu:
- Pengembangan perlindungan pasif awak dan tank
- Pengembangan lingkungan kerja Komandan Tank dan kemungkinannya untuk menggunakan tank dalam keadaan yang berbeda
- Upgrade teknis sebagaimana dibutuhkan dalam penambahan/penggantian lapis baja.
- Aransemen tank untuk memastikan upgrade di masa yang akan datang dapat dilakukan
Pengembangan lain termasuk, Perlindungan pasif:
- Konfigurasi Leopard 2A4 mempunyai pembidik utama dan sekunder yang dekat dengan modul-lapis-baja baru. Mantlet meriam utama dibuat lebih kecil demi memberi ruangan untuk modul lapis bajayang terletak di depan turret dan dibagian depan samping turret.
- Pada hull, lapis baja komposit yang ada diganti dengan lapis baja komposit baru yang lebih baik dan tambahan lapis baja dipasang di depan hull.
Skirts-nya diganti dengan tipe baru. Palka pengemudi diganti dengan palka baru yang justru lebih berat dengan tipe geser. Blok roda rantainya diganti dengan tipe baru yang berlapis baja. Di dalam turret maupun hull dipasang dengan spall-liners yang melindungi awak dari pecahan proyektil dan hull akibat tembakan musuh. Proteksi hull tank ini berbeda dengan konfigurasi-Mannheimer yang mana tidak memiliki pengganti lapis baja di hull. Perlindungan pada hull berbeda dengan konfigurasi Mannheimer di mana tidak ada penggantian lapisan baja pada hull. Konfigurasi ini terutama terdapat pada batch produksi akhir yang proteksinya lebih baik dari Leopard 2A4 Denmark.
Pengembangan selanjutnya dari Leopar 2A5 DK: karena bertambahnya bobot turret dan pelajaran selama Perang Teluk, Leopard 2A5 DK dilengkapi dengan sistem elektrik 100% untuk memutar turret, menstabilkan meriam utama dan lain-lain. Tank ini dapat mensupport upgrade lanjut dari meriam utama 120mm L55 atau meriam 140mm, dan tambahan lapisbaja pada bagian atas turret. Kepala bersudut pembidik primer penembak dipindah ke bagian atas turret. Komandan Tank akan dapat melihat pembidik penembak pada monitor melalui Charge-Coupled-Device (CCD).
Pembidik sekunder dari penembak dipindah juga untuk memungkinkan penambahan lapis baja pada bagian depan turret. Pembidik milik komandan tank dipindah ke bagian belakang cupolanya dan akan dilengkapi dengan pembidik terstabilisasi dengan penjejak siang hari dan termal. Pembidik ini dibuat oleh Elop Electro-Optics Industries, anak perusahaan Elbit System, Israel. Berat tank akan bertambah menjadi 61 ton (MLC 70) dari 55 ton (MLC 60).
Tank akan dilengkapi dengan sistem navigasi berbasis sistem GPS, yang di-back-up dengan sistem navigasi inersial. Di bagian belakang tank sebuah camera akan dipasang, yang membuat pengemudi untuk mundur tanpa bantuan dari Komandan Tank. Udara pendingin pada mesin diubah jalurnya untuk meyakinkan pendinginan optimal pada mesin dan meminimalkan detaksi dari penjejak termal milik musuh. Selanjutnya, tank dilengkapi dengan generator elektrik untuk memastikan sistem pendingin tetap berjalan. Dan juga memungkinkan di masa yang akan datang, tank ini dilengkapi dengan sistem manajemen peperangan. Tank telah dilengkapi dengan sistem AC dan sistem peredam ledakan. Kompartemen mesin dilindungi secara penuh dengan sistem otomatis untuk melindunginya dari napalm. Tank bahan bakar terlindung dari ledakan seperti pada Leopard 1A5 DK (SFOR).
Pada November 2002, 18 Leopard 2A5 DK sudah siap untuk latihan dan uji coba. Seluruh tank Leopard 2A5 DK baru untuk AD Denmark akan dikirim seluruhnya hingga 2025.
Versi terbaru MBT Leopard adalah Leopard 2A6 EX)
Leopard 2A6 (EX): Sebagai varian terbaru Leopard 2, KMW memperkenalkan Leopard 2A6 EX, yang mempunyai meriam L/55 yang lebih panjang, mesin auxiliary, perlindungan ranjau yang lebih baik dan sistem AC. Daya tembak superior dijamin oleh meriam smooth-bore 120mm yang dimiliki Leopard 2A6 EX. Pengembangan meriam L-55, versi lebih bertenaga dan lebih panjang dari persenjataan utama serta tipe pengembangan baru amunisi menghasilkan tenaga penetrasi dan memungkinkan penembakan target dari jarak yang lebih jauh. AD Jerman mengupgrade 225 tank Leopard 2A5 menjadi konfigurasi A6, tank pertama dikirimkan pada Maret 2001. AD Belanda juga sudah memesan 180 Leopard 2A5 untuk diupgrade ke A6 dengan tank pertamanya mulai beroperasi apda Februari 2003.
Leopard 2HEL, Leopard milik Yunani yang dilengkapi dengan meriam L55 Rheinmetall 120mm
Leopard 2HEL (Hellenic): Pada Maret 2002, AD Yunani mengumumkan telah memilih Leopard 2GR (varian Lopard 2A6), dengan kebutuhan sekitar 170 tank untuk dikirim antara 2006 hingga 2009, serta akuisisi 183 Leopard 2A4 dari AD Jerman. Unit pertama dari Leopard 2HEL dikirim pada Maret 2006.
Negara lain yang memakai MBT Leopard 2: AD Norwegia membeli 52 Leopard 2A4 bekas pakai dari AD Belanda, melalui perjanjian yang disepakati pada 8 Februari 2001. AD Finlandia membeli 124 tank dan AD Polandia membeli 128 tank 2A4 bekas pakai milik Jerman.
LEOPARD 2 - VARIANTS
Leopard 2 Fahrschulpanzer
Fahrschupanzer-Tank Training Pengemudi
Sebagai tambahan untuk pendidikan teoritis dan simulasi pengemudi, Budeswehr menggunakan 31 tank training pengemudi Leopard 2, yang dikirim dalam dua batch. Batch pertama 22 tank, 8 dibuat Krauss-Maffei dan 14 oleh Mak (nomor sasis 19001 sampai 19022), di kirim antara Februari dan September 1986. Sasisnya diambil dari produksi pada saat itu yang setara dengan Leopard 2 batch kelima. Batch kedua berisi 9 tank, lima dibuat oleh Krauss-Maffei dan empat oleh Mak, dikirim antara Februari dan April 1989. Sasisnya setara dengan batch keenam dengan skirt baru.
Tank training ini pada dasarnya sama dengan MBT Leopard 2 dengan turret yang diganti dengan kabin observasi, dengan sebuah meriam tiruan dan tambahan berat untuk mensimulasikan turret Leopard 2 sesungguhnya. Instruktor duduk di bagian depan kabin, dengan alat tertentu memandu pengemudi trainee yang duduk dalam hull. Dua tempat duduk tambahan dalam “rumah kaca” menyediakan ruang lebar untuk observasi.
Belanda mempunyai 20 tank ini, Swiss tiga dan Spanyol empat.
The Bueffel Armored Recovery Vehicle. (Photo: Krauss-Maffei Wegmann GmbH).
Bergepanzer 3 'Bueffel' ARV (Kendaraan Recovery Lapis Baja)
Komponen pertama studi sebuah ARV baru, direncanakan untuk mendukung pemeliharaan Leopard 2 yang pada saat itu akan segera beroperasi, dimulai pada 1977. Dengan beroperasinya Leopard 2, maka dengan segera Bergepanzer 2 A2 ARV (yang dibuat berdasar sasis Leopard 1) tidak akan cukup kuat untuk mendukung operasi Leopard dua dalam kondisi peperangan 24 jam, sehingga program pengembangan ARV baru diluncurkan.
ARV eksperimental pertama layoutnya sama dengan Bergepanzer 2 A2 dan sebuah maket kayu untuk alternatif layout internal telah siap pada 1986. Dua purwarupa dipesan pada 1987 dan kendaraan eksperimentalnya dibuat berdasarkan purwarupa standar. Tiga purwatupa dikirim pada 1988 dan dilakukan uji intensif., pada 1990 pesanan untuk 75 ARV Bergepanzer 3 'Bueffel' (Kerbau) telah dibuat untuk Bundeswehr dan 25 Bergingstank 600 kN Bueffel untuk AD Belanda (RNLA)
MaK Systemgesellschaft mbH di kiel dipilih sebagai kontraktor utama. Produksi dibagi antara MaK 55 ARV dan Krauss-Maffei 45 ARV.
ARV Bergepanzer 3 Bueffel dibuat berdasarkan sasis Leopard 2. Pengemudi duduk di bagian depan superstruktur dengan komandan di belakangnya. Dua pintu besar menyediakan akses untuk memasuki ARV. Pemadam kebakaran dan sistem suppresi, sistem proteksi NBC dan peralatan penyeberangan perairan/sungai dalam dengan pompa lambung terpasang pada ARV ini. Untuk pemakaian malam, pengemudi dapat mengganti salah satu periskopnya dengan sebuah penjejak malam pasif. Selama masa damai, Bergepanzer 3 dapat dioperasikan oleh dua awak, walaupun ruang untuk awak ketiga tetap tersedia. Kompartemen mesinnya berada di bagian belakang, Bueffel memakai powerpack yang sama dengan Leopard 2.
Sebuah derek besar dengan daya angkat 30.000 kg dipasang di bagian kanan depan ARV, penopangnya bisa diputar 270 derajat. Derek ini mempunyai pembatas momentum elektronis, yang decara konstan mengkalkulasi elevasi penopang, kemiringan ARV dan massa beban untuk menghindari kelebihan beban. Sebuah Rotzler Treibmatic TR 650/3 terpasang di bagian depan ARV dengan panjang kabel efektif 180m (dengan diameter 33mm) dan dengan kapasitas tarik 35.000 kg, yang dapat menjadi dua kali lipat dengan penggunaan katrol.
Powerpack lengkap dapat diangkut dalam sebuah cradle khusus di dek mesin. Sebuah dozer/blade pendukung besar di bagian depan direndahkan untuk menstabilkan ARV selama operasi penderekan. Blade-nya juga dapat digunakan untuk operasi dozer (pembersihan rute). Bueffel dilengkapi dengan sistem lockout suspensi. Peralatan pemotong dan pemateri elektronik juga dipasang. Beperapa peralatan lain termasuk berbagai jenis alat pemasang dan towbar, pemasang dan pelepas cepat untuk penarikan, dan sistem recovery diri. Persenjataannya terdiri dari senapan mesin MG3 7.62 mm yang terutama digunakan untuk pertahanan udara, dan 16 mortar asap 70mm.
Berat Bueffel 54.000 kg dengan kapasitas tarik 62.000 kg (MLC 70). Kecepatan maksimumnya 68 km/jam dan 30km/jam untuk mundur. Dengan kapasitas bahan bakar 1.629 L, Bueffel dapat bergerak hingga 650 km di jalanan dan 325 km untuk lintas alam. Bueffel dapat mengganti mesin Leopard 2A4 dalam 25 menit, Leopard 2A5 dalam 35 menit. Terdapat 75 Bergepanzer 3 Bueffel yang digunakan oleh Jerman. 25 oleh Belanda, 14 oleh Swedia, 16 Spanyol, dan 25 Swiss. Kontrak lain adalah 12 untuk Yunani, 150 komponen Bergepanzer 3 (–seperti derek, dozer dll- dipasang untuk MBT K1, menghasilkan ARV K1), 46 untuk UAE dan 22 untuk Perancis (untuk UAE dan Perancis, berupa komponen yang dipasang pada sasis MBT Leclerc, menghasilkan ARV Leclerc).
Sebagai tambahan, terdapat versi upgrade dari Bergepanzer 3 Bueffel, dikembangkan untuk AD Swedia, BgBv 120. Model ini mempunyai pengembangan taktik dan teknis. ARV Swedia ini mempunyai sistem perlindungan balistik, termasuk proteksi interior terinegrasi, pengurangan jejak IR, sistem navigasi serta komando dan kontrol, sistem senjata baru (2048 HYM) dan sistem peluncur GALIX untuk perlindungan diri. Selanjutnya, ARV ini mempunyai sistem recovery dengan camera ke belakang untuk operasi recovery di bawah proteksi lapis bajal, 1.5 t auxiliary winch dan peningkatan performa tarik triplet dari winch utama (35 t tarikan tunggal). Setelah uji intensif dan trial yang berhasil, Rheinmetall mendapat kontrak untuk pembuatan 14 ARV ini untuk Swedia.
Bueffel mampu mengangkat 30.000 kg dan mengganti powerpack Leopard 2A5 dalam 35 menit
Leguan Modular Bridge System (Panzerschnellbrücke 2) Leopard 2
Modular Bridge System (PSB2), dikembangkan untuk AD Belanda dan JErman, menahan tiga jembatan/modul jembatan 9,7 meter masing-masing. PSB2 ini dapat membuat beberapa kombinasi jembatan: 3 x 9.7 meter; 1 x 9.7 meter; 1 x 18.7 meter; dan 1 x 27.7 meter. Dengan awak seorang pengemudi dan seorang operator, jembatan dapat dipasang sekitar 3, 5, dan 6 menit secara berurutan. Modul jembatan ini mempunyai lebar 4m, tinggi 0,65m dan berat masing-masing 5.000 kg. Kapasitas jembatan untuk MLC 70 (kendaraan beroda rantai 70 ton, dan MLC 100 untuk kendaraan beroda biasa. Terdapat kontrak 35 PSB2 untuk Jerman dan 14 untuk Belanda.
Leguan Modular Bridge System (Panzerschnellbrücke 2), with the 3 x 9.7 meters bridges combination.
Main performance specifications for the new PSB 2 armoured vehicle launched bridge / Bruglegger MLC70 for the German/Dutch armed forces:
1. Military load class MLC 70/100 for the bridge
2. Modular bridge system, comprising three bridge modules @ 9.7 m
Bridge combinations of 3 x 9.7 m; 1 x 9.7 m plus 1 x 18.7 m; 1 x 27.7 m
3. Launching under armoured protection
4. Horizontal launching
5. Launching times from 5 min (short-span bridge) to around 10 min (long-span bridge)
6. Interoperability with allied armed forces
7. Same protection and mobility as Leopard II A 5 main battle tank
8. Classification of the overall system in military load class MLC 70
9. Service life of 30 years, including 10000 crossings and 3000 launchings
10. Modern reconnaissance and guidance systems
A Leopard 2A4 main battle tank over the Panzerschnellbrücke 2 (MLC 70).
Panzerschnellbrücke 2 Technical data:
Total weight: 62,5 t
Height: 3,95 m
Width: 4,0 m
Length with bridge: 13,89 m
Crew: 2 men
Bridge: Bridge weight 3 x 5.040 kg
Panzerschnellbrücke 2 - Leguan Modular Bridge System.
Sumber: http://www.dalimunthe.com/2009/12/leopard-2-main-battle-tank.html
0 komentar: