Angkatan Laut Amerika Serikat baru-baru ini mempertontonkan senjata baru yang telah mereka kembangkan sejak beberapa tahun terakhir, yaitu electronic railgun.
Uniknya, senjata ini tak mengandalkan ledakan untuk menembakkan proyektil peluru, melainkan memanfaatkan arus elektromagnetik untuk mengakselerasi sebuah peluru non-eksplosif.
Electronic railgun menawarkan kecepatan yang tidak bisa dicapai oleh senjata-senjata konvensional, dengan kecepatan yang berkali-kali lipat dari kecepatan suara.
Proyektil peluru konduktif dari senjata ini ditembakkan sepanjang rel yang dialiri listrik dan melesat dari larasnya dengan kecepatan Mach 7 atau sekitar 8.575 km per jam. Dengan kecepatan itu, senjata ini bisa menjangkau target sejauh 100 mil (160 km) atau lebih hanya dalam hitungan menit.
Berkat bantuan sistem pemandu GPS, senjata ini bisa dibuat untuk lebih akurat. Angkatan Laut berharap, senjata bisa tetap akurat walau digunakan untuk menghancurkan target yang jauhnya 200 mil atau sekitar 321,8 km.Namun, karena proyektil senjata tidak memiliki sesuatu yang bisa meledak, senjata ini mengandalkan energi kinetik sebagai unsur perusak.
Sains & Teknologi
Senjata AS Ukir Rekor Energi Terdahsyat
Diciptakan oleh Angkatan Laut AS, mampu memuntahkan peluru berkecepatan 8 ribu km per jam.
Uniknya, senjata ini tak mengandalkan ledakan untuk menembakkan proyektil peluru, melainkan memanfaatkan arus elektromagnetik untuk mengakselerasi sebuah peluru non-eksplosif.
Electronic railgun menawarkan kecepatan yang tidak bisa dicapai oleh senjata-senjata konvensional, dengan kecepatan yang berkali-kali lipat dari kecepatan suara.
Proyektil peluru konduktif dari senjata ini ditembakkan sepanjang rel yang dialiri listrik dan melesat dari larasnya dengan kecepatan Mach 7 atau sekitar 8.575 km per jam. Dengan kecepatan itu, senjata ini bisa menjangkau target sejauh 100 mil (160 km) atau lebih hanya dalam hitungan menit.
Berkat bantuan sistem pemandu GPS, senjata ini bisa dibuat untuk lebih akurat. Angkatan Laut berharap, senjata bisa tetap akurat walau digunakan untuk menghancurkan target yang jauhnya 200 mil atau sekitar 321,8 km.
Namun, karena proyektil senjata tidak memiliki sesuatu yang bisa meledak, senjata ini mengandalkan energi kinetik sebagai unsur perusak.
“Senjata ini meledak secara radial, namun sulit untuk mengkuantifikasi ledakannya,” ujar Roger Ellis, Manajer Program Electromagnetic Railgun, Naval Research, kepada FoxNews.
Senjata ini mampu menghasilkan energi sebesar 33 megajoule, atau tiga kali lebih besar dari rekor senjata railgun yang sebelumnya juga dicetak oleh Angkatan Laut pada 2008.
Bila dianalogikan, energi sebesar 1 megajoule setara dengan kendaraan seberat 1 ton yang bergerak dengan kecepatan sebesar 160 km per jam. Kemudian tinggal dikalikan dengan 33 maka, kira-kira sebesar itulah energi yang dihasilkan oleh senjata ini.
Menurut Chief of Naval Research, Rear Admiral (Laksamana Muda) Nevin P. Carr, Jr, teknologi ini adalah teknologi yang disruptif (merusak tatanan yang ada). Sebab, sennjata ini tak hanya bisa dilengkapi dengan bahan peledak, namun juga bisa digunakan untuk meledakkan bahan peledak yang dimiliki musuh.
Sejak awal pengembangan program ini pada 2005 Angkatan Laut AS telah menginvestasikan dana sebesar US$ 211 juta. Baik Ellis dan Carr menargetkan senjata railgun ini bisa siap digunakan pada kapal Angkatan Laut AS pada tahun 2025.
Sumber: blog.indojunkers.com
0 komentar: