Sabtu, 04 Desember 2010

Designation: Krauss-Maffei Wegmann Leopard 2
Classification Type: Main Battle Tank
Contractor: Krauss-Maffei Wegmann, Munich, Germany
Country of Origin: Germany
Initial Year of Service: 1979
Number Built: Not Available


[Image: image241.gif]
Leopard 2, tak diragukan lagi, adalah salah satu tank tersukses dari generasi terakhir MBT, dengan lebih dari 3.200 unit telah diproduksi. Leopard 2 sekarang beroperasi untuk Austria, Denmark, Germany, Netherlands, Norway, Switzerland, Sweden dan Spanyol. AD Finlandia membeli 124 dan AD Polandia membeli 128 tank Leopard 2A4 bekas pakai dari Jerman.

Pada Maret 2003 AD Yunani memesan 170 Leopard 2 HEL (versi dari Leopard 2A6EX), untuk dikirim antara 2006 hingga 2009. 30 tank pertama dirakit oleh KMW, sisanya oleh ELBO, Yunani. Tank produksi lokal pertama dikirim pada Oktober 2006. Pada Agustus 2005, Yunani memesan 183 Leopard 2A4 dan 150 Leopard 1A5 bekas pakai Jerman. Pada November 2005, sebuah perjanjian ditandatangani untuk penjualan 298 Leopard 2A4 untuk Turki. Pengiriman dijadwalkan pada awal 2006-2007.

AD Jerman mengupgrade 225 2A5 menjadi konfigurasi 2A6, yang hasil pertamanya selesai pada Maret 2001. AD Belanda juga mengupgrade 180 2A5 menjadi 2A6, hasil pertamanya beroperasi pada Februari 2003.

Spanyol memesan 219 Leopard 2E (Versi dari 2A6 dengan proteksi lapis baja yang lebih besar), 16 tank recovery (CREC) dan 4 kendaraan training. 30 tank pertama dibuat oleh KMW dan sisanya dilisensikan untuk dibuat di Spanyol oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS). Tank pertama diserahkan ke AD Spanyol pada Juni 2004 dan pengiriman akan selesai pada 2008. Varian lain adalah Leopard 2(S) yang mempunyai sistem kendali dan komando baru dan sistem lapis baja pasif baru. 120 Leopard 2(S) telah dikirim ke AD Swedia pada Maret 2002.


Pada Maret 2006, Chili menandatangani kontrak akuisisi 118 tank Leopard 2 dari AD Jerman. Paket akuisisi ini terdiri dari 93 Leopard 2A4 yang diperbarui bersama dengan 25 spare tank dan peralatan pendukung. Kanada akan membeli 100 tank Leopard 2A4 dari Belanda untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang angkatan bersenjata Kanada, dan akan segera dikirim ke Kanada setelah selesainya persetujuan antara kedua pemerintahan. AD Belanda mempertahankan 110 tank Leopard 2A6.

Pada April 2007, Kanada membeli sampai dengan 100 tank Leopard dari AD Belanda dan menyewa 20 Leopard 2A6M dari AD Jerman. Krauss-Maffei Wegmann GmbH (KMW) mengirimkan tank pertama yang disewa pada Agustus 2007 dengan upgrade pada sistem perlindungan ranjau dan lapis baja “slat”. Tank ini dikirim ke Afganistan pada Agustus 2007.

Pada Desember 2006, diumumkan bahwa Singapura membeli 66 Leopard 2A4 yang diperbarui dari AD Jerman, ditambah 30 tank. Tank-tank ini akan mulai beroperasi untuk AD Singapura pada 2008.

Pada Oktober 2007, Portugal membeli 37 Leopard 2A6 dai AD Belanda, dan akan dikirim pada 2008-2009.

Krauss-Maffei Wegmann GmbH mengembangkan sistem proteksi ranjau untuk Leopard 2, mengikuti definisi konsep yang dibuat oleh gabungan beberapa negara Jerman, Swiss, Belanda, Swedia dan Norwegia, di bawah pimpinan dari agensi procurement Jerman BWB. Pesanan untuk upgrade sistem proteksi ini dilakukan pada September 2003 untuk modifikasi 15 Leopard 2A6 milik AD Jerman dan 10 Leopard 2A5 milik Swedia. Tank pertama yang menggunakan proteksi ini dikirim pada Juli 2004. Modifikasinya terdiri dari penambahan elemen lapis baja di lantai tank, sistem penglihatan baru dan penyusunan ruangan untuk amunisi. Percobaan dilakukan pada Februari 2004, menunjukkan dengan sistem ini, awak Leopard 2 dapat selamat tanpa cidera dengan adanya ledakan ranjau di bawah tank.

Pengembangan terbaru untuk Leopard 2 oleh Krauss-Maffei Wegmann GmbH adalah seri dengan model teknologi baru untuk mendukung suasana perdamaian, Leopard 2 PSO (Peace Support Operation). Leopard 2 PSO diperkenalkan secara resmi pada 2006.


Sejarah

Pengembangan MBT Leopard 2 merupakan proyek yang dimulai pada 1960an. Pada saat itu Jerman dan AS masih bekerja sama dalam program MBT-70, maka proyek Leopard 2 mendapat prioritas rendah.

Ketika Jerman dan AS mengembangkan MBT/KPz-70, perjanjian mereka tidak mengijinkan program tank nasional paralel, tetapi ketika Leopard 1 diperkenalkan pada 1965, Porsche mendapatkan kontrak untuk mengembangkan komponen untuk meningkatkan efektivitas pertempuran menurut standar MBT/KPz-70. Program ini berjalan hingga 1967, ketika kotrak berakhir, dan menjadi terkenal dengan sebutan 'Vergoldeter Leopard' atau 'Gilded Leopard'. Ketika keretakan pada kerjasama Jerman/AS untuk pengembangan MBT/KPz-70 muncul pada 1967, Menteri Pertahanan Jerman memutuskan untuk melanjutkan pengembangan 'Vergoldeter Leopard', yang kemudian dikenal dengan ‘Keiler’ (Babi Hutan Liar).

[Image: Leopard_2_prototype-01.jpg] [Image: Leopard_2_prototype-02.jpg]
Purwarupa Leopard 2, pada fase pengembangan berbeda. Total 17 purwarupa dibuat, dengan suspensi, turret dan persenjataan yang berbeda

Krauss-Maffei dari Munich dipilih sebagai kontraktor utama, dengan Porsche untuk pengembangan sasis dan Wegmann pada turret. Pada 1969 dan 1970, dua purwarupa (ET 01 dan ET 02), keduanya dilengkapi dengan mesin 10 silinder MB 872, yang dibuat untuk ujicoba dan evaluasi. Pada akhir 1969, dengan berakhirnya pengembangan tank gabungan Jerman/AS, Jerman memutuskan untuk menggunakan hasil pengembangan MBT/KPz-70. Hal ini adalah sebuah usaha untuk mengkombinasikan sapre part yang terbengkalai dari program MBT/KPz-70 dengan komponen tank eksperimental, dan kemudian dikenal dengan Eiler (Babi Hutan), tetapi tidak pernah sampai ke tahap purwarupa.

Pada awal 1970, Menteri Pertahanan Jerman merekomendasikan pengembangan 'Vergoldeter Leopard' yang dilanjutkan dengan adopsi mesin MTU yang awalnya dikembangkan untuk MBT/KPz-70 dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari pengalaman sebelumnya. Tujuh tank lain dipesan, dengan Krauss-Maffei dipilih lagi sebagai kontraktor utama.

Purwarupa pertama yang dihasilkan sangat mirip dengan Leopard 1A4, tetapi dengan sebuah haluan berbentuk baji dan sebuah knalpot yang dipindah ke bagian belakang. Roda-nya berasal dari MBT/KPz-70 dan “return rollers”-nya dari Leopard 1. Mesinnya juga berasal dari MBT/KPz-70, mesin empat-tak multi-bahan-bakar berpendingin-air 12 Silinder MTU MB-873 Ka-500 , bersama dengan generator 20 kW, gearbox, filter udara dan sistem pendingin dan rem, membentuk sistem kompak yang dapat dengan mudah diganti dan dipasang selama 15 menit. Sepuluh dari tujuhbelas turret dipasangi meriam utama 105mm, sedangkan yang lainnya (tujuh) dipasangi meriam 120mm, keduanya dibuat oleh Rheinmetall.

Ketika analisis pertama dari perang Yom Kippur 1973 diperoleh, menjadi semakin jelas bahwa penambahan proteksi lapis baja merupakan faktor penting di masa yang akan datang. Hasilnya adalah keputusan untuk mengupgrade Leopard 2 menjadi MLC 60 (Military Loading Class 60 tons), yang akan memungkinkan penambahan lapis baja, dan modifikasi turet dengan lapis baja multi-lapis. Hasilnya adalah terobosan besar pada program Leopard 2 dan menjadi langkah pertama pada Leopard 2AV.

Selama 1973, negosiasi antara Jerman dan AS dimulai untuk standarisasi komponen tertentu pada MBT kedua negara. Sebagai hasilnya, pada 1976 disetujui untuk studi bagaimana Leopard 2 dapat dimodifikasi untuk memenuhi performa dan batasan AS. Berdasarkan keinginan Jerman dan AS, Porsche, Krauss-Maffei, dan Wegmann mendesain dan membuat Leopard 2 AV (Austere Version)

[Image: Leopard-2-Austere-Version-C.jpg]
Purwarupa Leopard 2 Austere Version

Modifikasi termasuk lapis baja multi-lapis baru (seperti lapis baja “Chobham” milik Inggris, yang terdiri dari lapis baja dan keramik) pada hull dan sebuah turret baru dengan sistem kendali penembakan yang lebih canggih. Dua sasis dan tiga turret dibuat, dan siap pada 1976. Purwarupa pertama mempunyai turret dengan sistem kendali penembakan Hughes dan meriam utama 105mm L7A3. Purwarupa kedua dilengkapi dengan meriam yang sama, tetapi dibuat agar mengadopsi meriam utama Rheinmeta;; 120mm. Turret ketiga memakai kendali penembakan German, termasuk EMES 13 dan digunakan untuk program uji coba Jerman. Turret tambahan juga dibuat dan identik dengan turret ketiga, tetapi memakai meriam utama Rheinmetall 120mm dari awal.

Leopard 2 AV sebenarnya awalnya diuji pada waktu yang sama daengan XM1, tetapi program modifikasi Jerman menghabiskan waktu yang lebih ama dari yang diperkirakan. AD AS sedang melakukan evaluasi terhadap purwarupa XM1 yang dibuat oleh Chrysler dan General Motors, dan akhirnya memilih purwarupa dari Chrysler untuk pengembangan se=kala penuh.

Akan tetapi, Purwarupa Jerman tiba di AS pada akhir Agustus 1976 dan uji perbandingan antara purwarupa Leopard 2AV dan XM1 dilakukan di Aberdeen Proving Grounds, berlangsung hingga Desember 1976. AD AS melaporkan bahwa Leopard 2AV dan XM1 setara pada sistem penembakan dan mobilitas, tetapi XM1 lebih baik dalam hal perlindungan lapis baja. Setelah uji perbandingan ini, purwarupa Leopard 2V dikembalikan ke Jerman untuk evaluasi.

Pada September 1977 Menteri Pertahanan Jerman secara resmi memutuskan untuk mulai memproduksi 1.800 Leopard 2, yang akan dikirim dalam lima bagian (batch). Krauss-Maffei dipilih menjadi kontraktor utama dan manager sistem. MaK menjadi sub kontraktor dan produksi dibagi di antara dua perusahaan tersebut, 55% untuk Krauss-Maffei dan 45% untuk MaK. Wegmann, sebagai integrator turret, mempunyai tanggung jawab penuh untuk koordinasi kendali penembakan EMES 15. KEndali penembakan EMES 15 dikembangkan oleh Hughes bekerja sama dengan Krupp Atlas Elektronik, dengan meriam utama performa-tinggi “smooth-bore” 120mm dari Rheinmetall.

Tanpa keraguan, pada saat mulai produksinya (1979), Leopard 2 merupakan tank tercanggih di dunia. Jerman sukses dalam mendesain sebuah tank yang sangat hebat di semua tiga area desaintank, mobilitas, daya tembak dan proteksi lapis baja.

Setelah ini, desainer tank hanya mampu sukses dalam dua area desain tank. Chieftain milik Inggris, mempunyai daya tembak dan lapis baja yang bagus, tapi mobilitasnya tidak memadai. Yang lain, AMX-30 milik Perancis, mempunyai mobilitas dan daya tembak yang bagus, tetapi lemah di lapis bajanya.

Leopard 2 Series Production

[Image: Leopard-2-1980.jpg]
Leopard 2 dari batch produksi pertama

Total 380 Leopard 2 dibuat dalam batch pertama, 209 oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10001 sampai 10210) dan 171 oleh Mak (nomor sasis 20001 sampai 20172), dengan enam produksi pertamanya dikirim pada 1979 ke Kampftruppenschule 2 di Münster. 100 yang lain dikirim pada 1980 dan 229 pada 1981. Leopard 2 pertama masuk ke Panzerbattalions 31, 33 dan 34 dari 1 Panzerdivision, dengan sebagian dikirim secara paralel ke Panzerbattalions 81, 85 dan 84 dari 5 Panzerdivision. Leopard 1 yang masa operasinya sudah habis kemudian diserahkan pada Panzerbattalions dari Panzergrenadier Divisions, mereka menggantikan M48A2G. Pada 1982 produksi berjalan dengan kapasitas 300 setahun, batch pertama yang terakhir dikirimkan pada Maret 1982.

Berat pertempuran Leopard 2 adalah 55.000 kg, berat kosong 52.000 kg, dan Hull-nya mempunyai lapis baja multi-lapis. Rodanya (running gear) terdiri dari tujuh “dual rubber-tyred road wheels” dan empat “return roller” per sisi, dengan “idler wheel” di depan dan “drive sprocket” di belakang.
Suspensi batang torsi (Suspensi Christie) dipakai, dengan “friction dampers” canggih. Roda rantai Diehl 570 F, dengan konektor akhir rubber-bashed, mempunyai blok karet yang dapat dilepas dan menggunakan 82 mata rantai di setiap roda rantainya. Untuk penggunaan di medan es, sampai dengan 18 blok karet dapat diganti dengan “grousers”, yang disimpan pada tundukan tank. Bagian pertama dari empat bagian Skirt samping tank ini mempunyai lapis baja yang sangat tebal dan harus ditinggikan untuk pengiriman melalui kereta api. Sementara bagian lainnya terbuat dari karet dan struktur logam standar dan tergantung dan dapat diayunkan ke atas jika diperlukan.

Ruang pengemudi berada di depan sebelah kanan. Sebuah lubang palka “pintle-mounted” tipe angkat dan ayun besar dipasang untuk pengemudi dan dibuka ke arah kanan. Terdapat dua periskop observasi di palka pengemudi, ditambah satu di sebelah kirinya, untuk digunakan saat mengemudi di jarak sangat dekat. PEriskop sentral (di palka) dapat diganti dengan alat lihat IR pasif untuk operasi malam hari. Lubang palka darurat berada di bawah tempat duduk pengemudi.

Turretnya memakai lapis baja multilapis, terpasang di tengah hull dan diawaki oleh komandan dan penembak di sebelah kanan dan pengisi proyektil di sebelah kiri. Komandan dan pengisi proyektil masing-masing mempunyai palka sirkular, yang dibuka ke belakang, dan enam periskop yang mampu melihat ke segala arah untuk komandan. Kedua palka mempunyai cincin untuk senapan mesin anti-pesawat 7.62 mm, walaupun normalnya senapan mesin ini terpasang pada palka pengisi proyektil.

[Image: Leo2-First-Production-02.jpg]
Leopard 2, seri produksi batch pertama. Batch pertama dikirim dari 1979-1982. 200 tank pertama orisinil dilengkapi dengan intensifier tampilan PZB 200 yang terpasang di atas mantlet, imager termal belum terpasang. Batch pertama merupakan satu-satunya yang mempunyai sensor angin yang terpasang di turret.

Meriam utama Rheinmetall 120mm terstabilisasi secara penuh baik azimut maupun elevasi, dan sistem kendali meriam elektro-hidrolis WNA-H22 terpasang di dalamnya. Meriam ini dapat menembakkan dua tipe amunisi, keduanya dikembangkan oleh Rheinmetall APFSDS-T, dikenal sebagai DM-33 KE (Kinetische Energy), dan HEAT-MP-T, dikenal sebagai DM-12 MZ (Mehrzweck = multipurpose), kedua tipe ini mempunyai selongsong yang dapat terbakar. 27 rounds dari amunisi 120mm disimpan di magazine khusus di bagian depan hull, sebelah kiri ruang kemudi- 12 tambahan (total 42) disimpan di sebelah kiri rangka turret, dan terpisah dari kompartemen tempur dengan pintu yang beroperasi secara elektrik. Jika amunisi pada tempat penyimpanan tertembak, penel blow-off di dalam atap turret akan mengarahkan ledakan ke atas. Senapan mesin koaksial 7.620mm MG 3, terpasang di sebelah kiri meriam utama dan 4.750 rounds amunisi dapat diangkut.

[Image: Rehinmetall-120mmL44.jpg]
Meriam Rheinmetall 120mm L44 adalah meriam tank terkuat pada saat MBT Leopard 2 mulai beroperasi (1979).

Penjejak panas untuk penjejak primer EMES 15 penembak tidak siap selama produksi batch pertama, akan tetapi pada produksi selanjutnya penjejak panas ini sudah terpasang. Untuk menghasilkan kemampuan tempur malam yang lebih baik untuk tank batch produksi pertama, sistem TV ringan Panzer-Ziel-und-Beobachtungsgerät (PZB) 200ow (LLLTV) dipasang sementara untuk 200 Leopard 2.

Sistem kendali penembakan EMES 15/FLT-2 terdiri dari:
1.Penjejak/alat pembidik primer untuk penembak dengan cermin tang distabilkan secara azimut dan elevasi
2.Transmiter dan receiver laser
3.Sistem penggambaran termal dan “eye piece assembly”
4.unit kendali komandan dan penembak.
5.unit display komandan
6.unit kendali komputer
7.kontrol tangan joy-stick komandan
8.komputer balistik digital, yang mengkalkulasi data relevan untuk solusi penembakan
9.sensor kecepatan udara silang (hanya batch pertama)
10.sensor elevasi meriam
11.box elektronik laser
12.sensor sudut lereng
13.set kabel interkoneksi

Penembak juga mempunyai teleskop tambahan FERO-Z18 dengan pembesaran sampai delapan kali, yang terpasang koaksial di sebalah kanan meriam utama. Pembidik panoramik primer PERI R-17 independen dan terstabilisasi penuh, dibuat oleh Carl Zeis, dipasang didepan ruang komandan. Pembidik ini dapat diputar 360 derajat dan memungkinkan komandan membantu kontrol penembak jika dibutuhkan. Sebuah palka suplay amunisi yang dibuka ke luar, terpasang di sebelah kiri turret. Dua kelompok dari empat 79mm mortar asap Wegman dipasang di kedua sisi turret dan dapat ditembakan secara elektrik satu per satu atau secara salvo keempat-empatnya. Dua set radio SEM 25/SEM 35 dipasang di belakang komandan di bagian belakang kanan bustle turret. Dua antena radio dipasang di kanan dan kiri belakang ruang awak.

Kompartemen mesin berada di belakang, terpisang dari kompartemen tempur oleh dinding pemisah tahan api. Mesin diesekl turbo empat-tak V-12 Silinder berpendingin cairan 47,6 Liter MTU MB 873 Ka-501 menghasilkan 1.104 kW (1.500 PS) di 2.600 rpm. Di hidupkan dengan delapan batere 12-Volt/125 Ab dan mempunyai sistem elektrik 24 volt. KEcepatan maksimum jalanan Leopard 2 adalah 68 km/jam, dan terbatas 50km/jam selama waktu damai, dan kecepatan mundur maksimal 31 km/jam. Konsumsi bahan bakarnya sekitar 500 liter per 100km. Empat tangki bahan bakarnya mempunyai kapasitas total sekitar 1.160 liter, membuatnya mampu berjalan hingga 500 km. “Planetary Gearbox” hydro-kinetic Renk HSWL 354 dengan rem integral terpasang pada mesin, membentuk power pack kompak yang dapat diganti-ganti selama 15 menit. Berat power pack ini sekitar 6.120 kg. Empat gigi maju dan dua mundur dapat dioperasikan melalui konventer putaran, membuat Leopard 2 dapat perputar di tempat jika dibutuhkan. Transmisi giginya berjalan secara otomatis dengan jarak yang dipilih sebelumnya oleh pengemudi. Kisi-kisi keluaran pendingin udara sangat mencolok menyeberangi bagian atas dari plat belakang, dan telah dipasang setelah tank ke-28 dibuat.Kisi-kisi knalpot dengan batang-batang vertikal berada di sebelah kiri dan kanan ventilasi deairasi. Sistem deteksi kesalahan mendeteksi malfungsi teknis apapun.

Empat botol pemadam kebakaran Halon 9kg terpasang di sebelah kanan di belakang ruang pengemudi. Botol-botol ini terhubung dengan pipa dan pipa karet, dan diaktifkan secara otomatis denhan sistem deteksi kebakaran, ketika temperatur naik hingga di atas 180 Fahrenheit di dalam kompartemen tempur, atau secara manual dengan panel didalam kompartemen pengemudi. Sebuah pemadam kebakaran ( Halon 2,5 kg (HAL 2,5) ekstra disimpan di bawah meriam utama. Leopard 2 mempunyai sistem proteksi NBC, yang menghasilkan sampai dengan tekanan 4 mbar (0.004 kp/cm[sup]²[/sup]) di dalam tank. Leopard 2 mampu mengarungi perairan dengan kedalaman 1,20m (menyeberangi) tanpa persiapan apapun, dan dapat mengarungi perairan dengan kedalaman 2,25m (penyeberangan dalam) dengan persiapan khusus. Persiapan sekitar 15 menit dibutuhkan untuk membuat tank siap menyeberangi perairan dengan kedalaman 4m (pengendaraan bawah air), termasuk pemasangan tiga buah snorkel (alat penyaluran udara) ke kubah komandan.

Produksi batch kedua dimulai pada Maret 1982 dan berakhir pada November 1983. 450 tank dibuat, 248 dibuat oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10211 sampai 10458) dan 202 oleh MaK (nomor sasis 20173 sampai 20347). Perubahan paling signifikan dari batch ini adalah penghilangan sensor kecepatan angin, dan perlindungan pada blok optik di ruang komandan sekarang berbentuk persegi. Pembidik termal, berdasarkan modul umum yang dikembangkan oleh Texas Instruments dan dibuat oleh Carl Zaiss, sekarang terpasang di pembidik primer EMES 15 dan sistem kendali penembakan dimasukkan ke dalam sistem deteksi kesalahan.

Filter bahan bakar di pindah posisinya, untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk pengisian bahan bakar. Sebuah koneksi head-set eksternal ditambahkan di sebelah kiri belakang turret. Rak penyimpanan amunisi identik dengan milik M1A1 Abrams. Papan dua kaki dipasang di power pack, untuk mengurangi kerusakan pada sistem kemudi serta colokan dan kabel elektrik selama pemeliharaan dengan pengurangan dek. Klem kabel penarik di dek belakang di pindah dan kabelnya sekarang mempunyai panjang 5 m, menyilang di plat belakang. Dengan banyaknya perubahan, versi ini dinamai Leopard 2A1.


300 Leopard 2 batch ketiga diproduksi pada November 1983 hingga November 1984, 165 oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10459 sampai 10623) dan 135 oleh MaK (nomor sasis 20735 hingga 20509). Perubahan yang paling terlihat adalah penambahan deflektor, yang meninggikan posisi pembidik panoramik primer PERI R-17 komandan sekitar 50mm, dan plat pelindung yang lebih besar dipasang di bagian atas sistem perlindungan NBC. Modifikasi ini juga kemudian dilakukan pada tank batch kedua. Tank batch ketiga ini diberi nama Leopard 2A2.

Batch keempat dibuat antara Desember 1984 dan Desember 1985. 300 tank dibuat, 165 dibuat oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10624 hingga 10788) dan 135 oleh MaK (nomor sasis 20510-20644). Perubahan yang paling besar pada pemasangan radio VHF SEM 80/90 digital dan kisi-kisi knalpot yang dirubah dengan batang lingkaran. Palka-palka suplay amunisi ditutup dengan patri (mengurangi resiko kebocoran jika turet tertembak). Tank batch ini diberi nama Leopard 2A3.

[Image: Leo2A3.gif]
Leopard 2A3, Panzerbattalion 123, Panzerbrigade 12, October 1990.

Antara Desember 1985 hingga Maret 1987 370 tank dibuat, 190 oleh Krauss-Maffei (nomor sasi 10789-10979) dan 180 oleh MaK (nomor sasis 20645-20825). Pada batch ini, kendali penembakannya dilengkapi dengan inti digital untuk memfasilitasi penggunaan amunisi baru, dan untuk meningkatkan tingkat keselamatan awak, sebuah sistem penetralan ledakan dan penembakan dikembangkan oleh Deugra juga dipasang. Return roller diposisikan ulang. Level perlindungan turret ditingkatkan menjadi lebih dari 700mm KE dan 1000mm HEAT. Tank dari batch ini dinamai Leopard 2A4.

[Image: Leo2A4-KMW-01.jpg]
Leopard 2A4, German Bundeswehr.

Walaupun hanya lima batch yang sebenarnya akan diproduksi, sebuah pesanan untuk batcj keenam untuk 150 tank dibuat pada Juni 1987. 83 tank dibuat oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 10980-11062) dan 67 oleh MaK (nomor sasis 20826-20892), antara Januari 1988 dan Mei 1989. Fitur baru pada batch ini adalah pemasangan perawatan-bebas baterai, pengenalan roda rantai Diehl 570FT dan penggunaan cat bebas zinc kromat. Lampu peringatan sentral sekarang dipasang di tempat kecil di hull, di depan ruang pengemudi, untuk otingkat observasi dan penglihatan yang lebih baik bagi pengemudi ketika mengemudi dengan kepala keluar. Palka suplai amunisi di sebelah kiri turret dihilangkan. Tank batch ini juga dinamai Leopard 2A4.

Produksi 100 tank batch ketujuh dimulai pada Mei 1989 dan berakhir pada April 1990, 55 oleh Krauss-Maffei (nomor sasis 11063-11117) dan 45 oleh MaK (nomor sasis 20893-20937). Tank batch ini identik dengan batch keenam, juga dikenal dengan Leopard 2A4.

[Image: Leo2a4_Hohenfels.gif]
Leopard 2A4 (batch ketujuh), Panzerbattalion 214, 7.Panzerdivision, CMTC Hohenfels, December 1995.

Antara Januari 1991 dan Maret 1992, 75 tank diproduksi, 41 oleh Krauss-Maffei (no. sasis 11118-11158) dan 34 oleh MaK (no. sasis 20938-20971). Perubahan yang dilakukan pada pemasangan mortar asap, dan sebuah kolimator untuk sistem referensi muzzle dipasang di sebelah kanan meriam utama 120mm, dekat ujung barrel, dan kemudian dipasang seperti pada batch sebelumnya. Sistem referensi muzzle memungkinkan pengecekan cepat untuk penembak dari distorsi dari barrel meriam dalam hubungannya dengan optik pembidik. Tank pada batch ini juga disebut Leopard 2A4.

Leopard 2A4 terakhir dari batch kedelapan dikirim ke Gebirgs-Panzerbattalion 8 (Batalion Tank Gunung) pada 19 Maret 1992, dalam sebuah upacara resmi di Munich.

[Image: Leo2A4_scan01.jpg]
Leopard 2A4 milik of Panzerbattalion 393, December 1995. CMTC Hohenfels.

Setelah pengiriman tank batch kedelapan terakhir, sekitar 2.125 Leopard 2A4 beroperasi untuk Jerman. Leopard 2 didesain untuk memenuhi kebutuhan untuk kendaraan tempur modern untuk mengatasi ancaman Soviet di Eropa Tengah. Tank ini menggunakan teknolohi tercanggih yang ada di masa itu, untuk mendapatkan performa yang lebih baik, dengan hasil optimal di faktor proteksi lapis baja, daya tembak dan mobilitas; yang menempatkannya sebagai pemimpin di desain tank modern.

The Improved Leopard 2 - Leopard 2 A5 KWS II

[Image: Leo2A5-KMW-01.jpg]
Leopard 2A5 KWS II, turret baru dan lapis baja komposit generasi ketiga

Di dunia modern, tekanan untuk modernisasi sangatlah besar, tetapi di dunia teknologi militer kenyataannya pahit. Dengan kemunculan tank hebat dan modern Soviet seperti T 64 B dan T 80 B, dilengkapi dengan meriam utama 125mm performa-tinggi yang mampu menembakkan peluru kendali, pengembangan Leopard 2 menjadi lebih baik semakin diperlukan. Walaupun kerjasaman antara negara-negara akan sulit. Setelah pembatalan program pengembangan tank bersama Perancis-Jerman di November 1982, Jerman mengembangkan fase konsep untuk Leopard 3 pada Maret 1983 untuk berjalan hingga 1996. Beberapa alternatif dipelajari, termasuk produksi tambahan Leopard 2, pengembangan Leopard 2, pengembangan turret baru untuk Leopard 2 dengan empat awak atau tiga awak dengan pengisi amunisi otomatis, atau tetap mengembangkan hull dan turret yang baru seluruhnya.

Pengembangan komponen Leopard 2 akhirnya dipilih, dan pada 1989 Leopard 2 KVT (Komponentenversuchsträger-tank percobaan komponen) dibuat dan diujicobakan. Tank ini dilengkapi dengan lapis baja tambahan, “spall liners” di dalam kopartemen tempur, palka geser elektronik untuk pengemudi, palka baru untuk komandan dan pengisi amunisi, penambahan lapis baja reaktif dan pasif di atap turret. EMES-15 ditinggikan dan mendapat tempat berlapis baja, dan PERI-17, sekarang mempunyai chanel pembidik termal independen, dipindah ke sebelah belakang kiri ruang komandan. Purwarupa ini mempunyai berat total 60.500kg. Setelah percobaan, tank ini diubah menjadi IVT (Instrumentenversuchsträger-Tank Ujicoba untuk Instrumen) dan bergabung dengan program pengembangan IFIS (integrated command and information system) yang dilakukan antara 1988 hingga 1992, yang dilakukan melalui kerjasama dengan AS untuk efisiensi dan pengumpulan informasi. Setelah evaluasi dari uji pengembangan dengan KVT, dua purwarupa dibuat pada 1991 oleh Krauss-Maffei untuk program pengembangan, dikenal dengan KWS.

Perubahan besar pada bidang politik dengan Blok Timur dan hasil dari pengurangan budget untuk militer sangat jelas mengubah program ini. Sebuah program alternatif dibuat, dipisah menjadi tiga tahap, dan dikenal sebagai KWS I, KWS II, dan KWS III (Angka Romawi tidak menunjukkan urutan).

KWS I terdiri dari adopsi meriam utama L/55 120mm yang lebih panjang dan penggunaan amunisi yang lebih baik, dengan kecepatan pemberangusan sampai 1.800 m/s (Program ini menghasilkan Leopard 2A6).

KWS II adalah pengembangan untuk meningkatkan proteksi lapis baja untuk awak dan pengembangan kemampuan sistem kendali dan komando (Program ini menghasilkan Leopard 2A5).

KWS III terdiri dari adopsi meriam utama 140mm.

[Image: leo2_140mm_color.jpg][Image: leo2_140mm_color-2.jpg]
Purwarupa Leopard 2 dengan meriam utama 140mm.

Pada Oktober 1991, Swiss, Belanda dan Jerman memutuskan untuk bekerjasama dalam program pengembangan KWS II. Leopard 2A5 dikirim secara resmi ke German Army School pada 30 November 1995. Sasis dari batch keenam, ketujuh dan kedelapan digunakan untuk program konversi dan menerima turret yang sudah dibuat ulang dan dimodifikasi yang diambil dari tank pertama batch keempat. Modernisasi dari sasis juga dilakukan oleh Krauss-Maffei dan MaK, sementara Wegmann dan Rheinmetall bertanggung jawap pada pengembangan turret.

Perubahan paling signifikan pada hull Leopard 2A5 adalah palka pengemudi baru, yang sekarang beroperasi secara bergeser dengan elektronik dan terbuka ke kanan. Sebuah deflektor dipasang di sebelah kiri ruang kemudi, dengan kurungan stowage untuk kamuflase. Sebuah kamera dipasang di atas belakang keluaran udara pendingin terhubung dengan sebuah monitor di dashboard pengemudi, membuatnya mampu berjalan mundur dengan kecepatan tinggi, tanpa petunjuk dari komandan. Roda-rodanya sekarang dibuat dari baja, untuk menggantikan roda sebelumnya yang terbuat dari aluminium.

Bagian depan dan samping turret dipasangi dengan lapis baja tambahan berbentuk baji, yang dapat dengan mudah diganti oleh mekanik jika tertembak atau, dikemudian hari, dapat diganti dengan lapis baja yang lebih canggih. Panel samping dari baja tambahan ini tergantung dan dapat diayunkan ke depan, dibutuhkan jika mesin akan diganti. Mantlet meriam telah didesain ulang, dan boks stowage tambahan dipasang di belakang dan samping turret. Bagian dalam turret sekarang dipasangi dengan sebuah spall liner untuk meningkatkan proteksi awak terhadap serpihan-serpihan. Sistem stabilisasi dan kendali meriam hidrolis diganti dengan sistem elektrik. Teleskop tambahan FERO Z-18 optikdipinda posisinya di atas mantlet meriam, dan pembidik panoramik PERI-R 17 milik komandan dipindah ke sebelah belakang kiri ruang komandan. Pembidik independen komandan juga dikembangkan dengan chanel termal yang ditampilkan dalam sebuah monitor di dalam ruang komandan. Prosesor data jarak laser dimodifikasi sehingga Leopard 2A5 sekarang dapat menyerang helikopter dengan amunisi APFSDS-T, dan sistem navigasi GPS dibuat dengan antena GPS terpasang dibelakang atap turret.

Tambahan lapis baja membuat berat tempur Leopard 2A5 menjadi 59.500kg, yang sama sekali tidak berpengaruh pada mobilitasnya, karena memang tank ini sudah didesain untuk menerima perubahan semacam ini.

Sumber: http://www.dalimunthe.com/2009/12/leopard-2-main-battle-tank.html

0 komentar:

Tentang Kami ...

Foto saya
Bogor, Yogyakarta, Indonesia
Pendiem, cuek, kuper, tp asik kok, seneng baca sesuatu yang menarik mata & hati, seneng berkelana juga.. Dalam hidup, jika kamu takut sesuatu.. maka kamu tidak akan melihat apapun

Popular Posts

Pengikut

PRIMAFVA. Diberdayakan oleh Blogger.