Selasa, 10 April 2012

Holaaa...kembali lagi nih ngeBlog gara-gara ada gadis manis minta di buatin Blog (katanya lagi ngetrend di sekolahnya), jadi inget lagi ma Blog ane yang udah usang, berkarat, emperan jadi tempat ngorok pengamen-pengamen cilik hahahaa... buat postingan pertama ane, kali ini mau bahas tentang Heart alias Hati ajah, hehe maklum ABG (Anak Baru Galau). udah ah ngedumelnya, silahkan di baca postingan pertama di tahun ini...

Judul di atas terinspirasi dari pencarian sepasang sepatu, beberapa waktu lalu. Ketika itu diriku iseng mencari tahu di manakah letak tempat diklat di daerah pancoran. Kurang lebih setengah jam dari Cempaka Putih, alhamdulillah kutemukan tempat itu. Sembari pulang aku teringat tentang sepatu bola. Sepatu yang ingin aku miliki sejak kantor mengadakan latihan sepakbola rutin. Kususuri pinggir jalan, tererererenggggg..reng..reng..reng.. dan sampailah di daerah saharjo.. ada toko kecil berjejeran menawarkan pelbagai macam barang, mulai sepatu kulit, sepatu bola, sepatu lari, gitar, bola, dll. Ku parkirkan motor di tepi jalan di depan sebuah toko dan datanglah seorang Bapak yang kemudian ku tahu Pak Min namanya.

Sederhana dan santun orangnya, ramah, dan apa adanya. Beliau seperti dukun menebak asal daerahku dengan tepat,, ckckck.. Kebumen.. padahal sudah aku permak bahasaku dengan penuh penghayatan bahasa jakarta.. (gagal maning-gagal maning)..


Pak Min menanyakan ukuran kaki ku dan segera mengambilkan beberapa merk sepatu yang ada. Lotto, reebok, Diadora, Power, Adidas, dll. Ada yang Original, ada pula yang buatan bandung.

Ku coba satu persatu sepatu itu. Ku coba dan ku coba. Ku rasakan ketika benda-benda itu menempel di kaki ku. Ku ajak berjalan sebentar setiap sepatu yang ku coba. Akhirnya dari semua itu pilihanku jatuh pada Sepatu merk Power.

Memang merk-nya kurang bersinar dibandingkan yang lainnya, namun amat sangat nyaman untukku berjalan, ku pakai. Alhamdulillah, kataku dalam hati. Dengan harga yang tidak terlalu mahal, ku dapatkan sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki ku.

Kemudian perjalananku ku teruskan, menyusuri jalan sultan agung, sampai pasar rumput, berharap mendapatkan sepatu selanjutnya, sepatu lari, yang kelak ku gunakan untuk menguruskan badan. Sekali lagi ku tanyakan pada tiap toko yang menjual sepatu, terus ku tanyakan, dan hasilnya nihil. Walaupun ada ukurannya kecil.

Lelah mencari di sana, ku putuskan untuk mencari di Atrium Senen, Sports Warehouse. Wow!! begitu banyak merk dan pilihan tersedia, dengan merk ternama, jauh lebih beraneka ragam dibanding toko Pak Min tadi.

Karena aku tidak terlalu hobi lari, alias untuk iseng2 saja, ku cari sepatu ber merk dengan harga miring, yah sekitar 200rb ke bawah. Setelah mencari-cari kutemukan, reebok. Ku coba, dan.... ahhh,, kecewa lah, tidak nyaman. berikutnya lotto, dan merk entah apa itu. Namun tetap tidak nyaman. Bahkan ketika ku cari dengan harga 500-600rb pun ternyata tidak nyaman. Semangat pencarianku pun meredup. Bagai lampu 5 watt. Hmm.

Aku pun naik ke lantai dasar, ground. Ku perhatikan sepatu yang ku jinjing dari tempat Pak Min tadi selagi berjalan di eskalator. Ahhaa!! POWER!! seruku dalam hati!!

Pikiranku langsung tertuju pada satu tempat, yaitu BATA. Dengan langkah mantap, segera ku masuki toko Bata, dan ku sambangi sepatu ber merk Power di bagian belakang toko itu.

Seorang wanita bertanya padaku, menyapa dengan ramah. Ku pilih satu tipe sepatu lari, dan ku mintakan si mba itu mengambilkannya. Ketika sepatu sudah di depan kaki, ku pakai, ku rasakan, emmm... ahh.. belum pas ternyata. Aku coba lagi tipe lain, dan tidak pas lagi. berikutnya ku coba lagi dengan tipe yang lainnya, dan belum pas.

Aku lelah berdiri mencari sepatu2 itu. Duduk, dan menghela nafas. Tak ku sangka di belakang tempatku duduk, ada tipe lain lagi. Si Mba yang melihat gelagatku segera menawarkan untuk mencobanya.

Alhamdulillaaaahh. Dapet juga!! huff!! nyaman, pas, enak.

Kedua sepatuku itu ternyata nyaman dipakai, enak dgunakan ketika berlari, tidak membuat telapak kaki ku pegal. Dan aku pun segera beranjak untuk pulang ke kost dengan perasaan gembira.

Sesampai di kost, sambil merebahkan diri di atas kasur dan memandangi sepatu2ku, teringatlah kata-kata seorang ibu yang amat bijak. Beliau berujar kepadaku tentang JODOH dengan perumpamaan yang sederhana.

"Mam, JODOH itu seperti SEPASANG SEPATU. Ukuran kanan dan kiri SAMA. (sekufu. sama ilmunya, perangainya, sama visi dan misinya, dan sama2 lainnya.) Jadi ketika menjalani hidup rasanya nyaman."

Senyum pun tersungging di bibirku.

Namun senyum itu perlahan menghilang dan berganti menjadi kebingungan. Karena selama aku memilih sepatu tadi, walaupun sama ukurannya, namun ada yang tidak nyaman saat digunakan untuk di pakai.

Kalau hal itu dipaksakan, pasti tidak baik hasilnya. Jika sepatu yang tidak pas, dipakai untuk berjalan sejauh 10meter, mungkin tidak masalah, namun beda jika dipakai berjalan 10km. Pegel, bengkak, lecet mungkin.

Namun berbeda halnya ketika memakai sepatu yang nyaman di kaki. Dipakai teruspun sepertinya tidak terasa, seakan sudah melekat, menyatu.

Kadang orang bilang, "Ahh, jodoh itu kan karena biasa. Lama-lama juga cocok." Pikiranku pun mencoba menelaah ucapan tersebut, dan kutemukan sanggahan kecil dalam otakku, "Apakah ketika ukuran kaki 43, dan kita memakai ukuran 41, (walaupun penjual sering bilang lama2 akan melebar juga sepatunya), akan benar2 nyaman di pakai dalam waktu lama? atau akan segera masuk museum di belakang rumah alias gudang?" Dan menurutku, pilihan kedua itu yang akan aku ambil, atau segera memberikannya kepada teman atau saudara yang memiliki ukuran sepatu yang lebih kecil.

Untuk jodoh, selain perumpamaan sang ibu tadi, menurutku perlu ditambah dengan "YANG NYAMAN DIPAKAI (dalam arti nyaman sebagai tempat berujar, sebagai tempat menitipkan rasa lelah dan penat, dan nyaman untuk berbagi.)"

Tidak setiap manusia langsung menemukan jodoh-nya. Yang ia sukai, mungkin bukan jodohnya. Yang ia cintai, mungkin bukan pasangan hati yang cocok untuknya. Yang sekarang sedang menjalin hubungan dan mungkin sudah bertahun-tahun sampai seperti layaknya suami isteri pun belum tentu ber jodoh. Jodoh itu misteri Alloh SWT. Jadi teruslah mencari, berdoa, mencari, berdoa, mencari, berdoa, mencari, dan berdoa.

Semoga waktu pencarian itu membawa hikmah besar dalam hidup. ...

0 komentar:

Tentang Kami ...

Foto saya
Bogor, Yogyakarta, Indonesia
Pendiem, cuek, kuper, tp asik kok, seneng baca sesuatu yang menarik mata & hati, seneng berkelana juga.. Dalam hidup, jika kamu takut sesuatu.. maka kamu tidak akan melihat apapun

Popular Posts

Pengikut

PRIMAFVA. Diberdayakan oleh Blogger.